Pengungkapan kata monster dalam pembahasan ini
mungkin terlalu berlebihan, tetapi tidak bagi saya. Matematika memang sebagian
orangpun khususnya para pelajar dijadikan sebagai mata pelajaran yang sangat
menakutkan. Hal ini terjadi pula terhadap saya ketika masih berstatus sebagai
pelajar dulu. Minat saya terhadap
matematika ini mulai terlihat ketika
SMP. Saat menginjak SMP kelas VIII, setiap mata pelajaran matematika yang
terjadi dalam diri saya yaitu munculnya keringat panas dingin. Bagaimana tidak,
setiap kali pertemuan pasti selalu saja ada siswa yang ditunjuk untuk maju
mengerjakan soal ke depan papan tulis. Terlebih yang membuat panas dingin yaitu
karena tiap pertemuan pasti sayapun mendapat giliran mengerjakan ke depan. Namun
lama kelamaan, sayapun jadi terbiasa maju ke depan dan terbiasa mengerjakan
soal-soal. Tidak sia-sia hasil belajar saya ketika SMP karena pada saat nilai
UN, memang nilai matematika saya bisa menjadi nilai tertinggi di SMP pada
angkatan saya tahun itu.
Masuk ke bangku SMA, pengalaman yang menarik pula
ketika menginjak kelas XI SMA, pada saat itu pengumuman siswa yang diremedial
untuk nilai matematika. Betapa terkejutnya saya, pada saat itu saya adalah
salah satu dari lima siswa yang diremedial tersebut. Perasaan malu, kecewa dan
marah khususnya pada diri sendiri saat itu bercampur aduk. Karena kejadian
tersebut, ternyata menjadi cambuk bagi saya untuk memperbaiki harga diri karena
dicap sebagai siswa yang (menurut saya) bodoh dalam matematika. Usaha sayapun
tidak sia-sia, dengan kemauan belajar akhirnya nilai-nilai berikutnya untuk
matematika hampir selalu mendapat nilai 100 dalam ulangan harian.
Begitulah sepenggal pengalaman betapa matematika
itu adalah monster bagi saya, namun monster tersebut bisa untuk ditaklukan dan
sangat menyenangkan jika sudah menaklukannya. Selamat menaklukan matematika!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar